Andaikata dunia itu di bawah satu kerajaan, maka ibu kota yang paling sesuai untuknya adalah konstantinopel.
Konstantinopel
berada di daerah turki yang waktu itu dikuasai oleh kerajaan bizantium.
Kota konstantinopel dilindungi baik di darat maupun di laut sehingga
untuk memasukinya saja sudah sangat susah. Kota ini di darat dilindungi
oleh dua dinding pagar yang diantara keduanya ada banyak benteng
penyerangan. Di lautan terdapat rantai yang menghalangi kapal – kapal
untuk berlayar memasukinya. Namun, sungguh luar biasa, seorang sultan
Muhammad Al – Fatih mampu menaklukkannya.
Rasulullah SAW pernah bersabda : “Sungguh.
Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik – baik pemimpin adalah pemimpin
(yang menaklukkan)nya dan sebaik – baik tentara adalah tentaranya.”
Perjalanan
penaklukan konstantinopel bukanlah seperti sebuah dongeng dimana ada
seorang pangeran gagah perkasa yang memiliki keajaiban. Penaklukan
konstantinopel sudah di skenario dan di planning bahkan sebelum muhammad
Al Fatih dilahirkan.
Kisah
penaklukan ini dimulai sejak baru berdirinya kerajaan turki usmani oleh
sulthan orkhan bin ustman. Anak dari pendiri kerajaan turki ustmani.
Jadi seolah – olah, kerajaan ini dilahirkan untuk menaklukkan
konstantinopel. Penaklukan dimulai dengan penyerangan negeri – negeri
kecil di sekitar bizantium oleh sulthan murad I. Sehingga, dengan
dikuasainya negeri kecil ini, jalan menuju kota konstantinopel semakin
mudah. Benteng – benteng pertahanan di bangun di sekitar konstantinopel.
Tak hanya itu, dibentuk pula pasukan khusus jannisari yang tak takut mati dan dilatih khusus. Pasukan ini benar – benar menjadi pasukan istimewa.
Masa
kecil, sulthan Muhammad Al – Fatih adalah anak yang nakal hingga dia
memiliki seorang guru yang bernama Syaikh Aaq Syamsuddin. Syaikh inilah
penakluk konstantinopel yang sebenarnya. Karena, dari doktrin dan
pemikiran beliaulah muhammad Al Fatih menyerang konstantinopel.
Beliaulah otak dan dalang atau bara pemantik adanya kobaran api besar di
kota konstantinopel.
Nama
aslinya adalah Muhammad bin Hamzah Ad-Dimasyqi Ar-Rumi. Nasabnya
bersambung dengan Khalifah Abu Bakar. Lahir di Damaskus pada tahun 792 H
(1389 M) dan telah hafal Al – Qur’an pada usia 7 tahun. Belajar di
Amasia, kemudian di Aleppo, dan Ankara. Meninggal pada tahun 1459 M.
Beliau
mengajar ilmu – ilmu mendasar seperti Al –Qur’an, As – Sunnah, fikih,
ilmu islam, dan beberapa bahasa seperti Arab, Persia, dan Turki. Beliau
juga mengajar ilmu matematika, astronomi, sejarah dan seni berperang.
Beliaulah
yang memerintahkan untuk mempersiapkan dan menyerang konstantinopel
kepada sulthan Muhammad Al – Fatih sehingga pecah pertempuran dahsyat
selama 54 hari. Dalam pertempuran yang panjang tersebut, kadang pasukan
bizantium mengalami kemenangan. Hingga pada suatu waktu, Paus membantu
pasukan bizantium dengan mengirimkan 4 kapal perang. Para panglima
pasukan dan menteri Ustmani mengadakan pertemuan dan menemui sulthan
dengan mengatakan,
“Sesungguhnya Anda telah menggerakkan sejumlah besar pasukan Ustmani untuk melakukan pengepungan ini karena menuruti perkataan salah seorang syaikh – maksud mereka adalah syaikh Aaq Syamsuddin. Banyak tentara binasa dan peralatan perang pun rusak. Bahkan lebih dari itu, datanglah kemudian bantuan dari negara – negara Eropa untuk orang – orang kafir yang berada dalam benteng. Keinginan untuk menaklukkan Konstantinopel belum bisa diperkirakan”
Mendengar
keluhan dan pendapat dari anak buahnya, Muhammad Al – Fatih mengutus
salah seorang menterinya, Waliyuddin Ahmad Pasha kepada Syaikh Aaq
Syamsuddin ke kemahnya untuk mendapatkan solusi dari permasalahan ini.
Namun, ternyata Syaikh Aaq Syamsuddin hanya menjawab, “Pasti Allah akan mengabulkan penaklukan ini.”
Mendengar penuturan singkat ini tidak membuat sulthan puas, sehingga di
utus sekali lagi seorang menterinya untuk meminta penjelasan yang lebih
banyak. Syaikh Aaq Syamsuddin lantas mengirimkan surat kepada sulthan
yang isinya.
“Sesungguhnya
Allah adalah Dzat Yang Maha memberi kemuliaan dan kemenangan. Bagi
beberapa orang muslim, kedangan bantuan kapal perang itu telah
menimbulkan patah hati dan cercaan. Sebaliknya bagi orang – orang kafir,
peristiwa tersebut menimbulkan perasaan senang dan gembira. Yang pasti,
seorang hamba hanya bisa merencanakan. Allah – lah yang menentukan.
Keputusan ada di tangan Allah. Kita telah berserah diri kepada Allah dan
telah membaca Al – Qur’an. Semua itu tidak lain adalah seperti rasa
kantuk. Kelembutan Allah Ta’ala telah terjadi sehingga muncullah berita
gembira yang belum pernah terjadi sebelumnya”
Surat
ini kemudian menjadikan perasaan tenang bagi panglima dan sulthan
sehingga mereka memutuskan untuk terus menyerang konstantinopel. Selama
pertempuran terjadi, syaikh tidak bersembunyi begitu saja. Beliau ikut
memantau pekembangan dari penyerangan. Bahkan ditangan beliaulah hari
penaklukkan konstantinopel ditentukan kepada sulthan. Selama pertempuran
terjadi. Syaikh Aaq Syamsuddin berada dalam kemahnya bermunajat kepada
Allah SWT. Beliau bersujud kepada Allah hingga sorbannya terlepas dan
rambutnya yang putih terjuntai ke tanah. Beliau menangis berdoa agar
kemenangan segera datang dalam waktu dekat.
Setelah
konstantinopel takluk. Beliau tak lupa untuk menasehati sulthan agar
melaksanakan hak – hak orang yang ditaklukkan. Tidak ada pembantaian
terhadap penduduk konstantinopel apalagi merusak fasilitas. Salah
satunya adalah gereja aya shopia yang menjadi pusat peribadatan kristen
tidak dihancurkan tetapi di alih fungsikan menjadi masjid.
Saat
ada perasaan sombong terhadap hati sulthan. Beliau menegur sulthan
dengan teguran yang halus. Beliau tidak berdiri dari rebahannya saat
sulthan, sang penakluk konstantinopel yang berdasarkan hadist Rasulullah
adalah sebaik – baik pemimpin dan sebaik – baik pasukan, datang
menghadap beliau.
Beliau memang penakluk maknawi sesungguhnya dari konstantinopel.
Ternyata
tak hanya masalah ukhrawi yang beliau kuasai. Masalah dunia juga tak
luput dari pandangannya. Beliau menguasai beberapa bahasa. Menguasai
matematika dan astronomi hingga ilmu perang. Beliau bahkan selain dokter
hati juga dokter jasad. Beliau mengenal berbagai macam tumbuhan dan
khasiatnya dalam pengobatan. Reputasinya ini sangat terkenal di
masyarakat sehingga orang – orang mengatakan, ”Sesungguhnya tumbuh –
tumbuhan itu berbincang – bincang kepada Syaikh Aaq Syamsuddin”. Asy –
Syaukani mengomentari beliau, “selain dokter hati, Syaikh Aaq Syamsuddin
juga dokter fisik. Di kalangan masyarakat sampai terkenal berita bahwa
sebatang pohon memanggilnya dan berkata, ‘Saya adalah penyembuh penyakit
si Fulan.’ Kemudian, berkahnya menjadi sangat terkenal dan keutamaannya
menjadi terlihat jelas."
Bahkan
bisa di bilang beliau telah mencetuskan ide adanya jasad renik yang
kita kenal dengan bakteri. Saat orang – orang eropa masih beranggapan
bahwa cacing berasal dari tanah atau belatung dari daging. Penelitian
beliau terhadap penyakit menular ini mengantarkan beliau terhadap teori
mikroba ini yang beliau tulis dalam bukunya berjudul “Materi Kehidupan”.
Dalam buku ini beliau berkata, “Termasuk kesalahan adalah anggapan
masyarakat bahwa penyakit – penyakit itu menjangkiti manusia secara
spontan. Sebenarnya penyakit – penyakit itu berpindah dari satu orang ke
orang lain melalui penularan. Penularan ini sangat kecil dan halus hingga tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, penularan ini terjadi dengan perantaraan benih yang hidup”
“benih
yang hidup” yang beliau maksudkan adalah bakteri atau mikroba. Padahal
waktu itu belum ada mikroskop. Hingga 400 tahun kemudian barulah muncul
seorang ahli kimia dan biologi asal Perancis bernama Loius Pasteur.
Alangkah
luar biasanya beliau. Di samping mengurusi penelitian kedokteran,
botani dan berbagai ilmu lain. beliau masih berkesempatan untuk mendidik
seorang sulthan penakluk konstantinopel dan beliau sendiri turut dalam
strategi penaklukan tersebut.